LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN TERNAK UNGGAS
GAMBARAN
BERAT TELUR AYAM RAS PETELUR
NAMA : HAYU FITRIYANI
NIM : I11113092
KELOMPOK : IX (SEMBILAN)
LABORATORIUM MANAJEMEN
TERNAK UNGGAS
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
Gambaran
Berat Telur Ayam Ras Petelur
Hayu
Fitriyani (I 111 13 092)
Fakultas Peternakan, Universitas
Hasanuddin, Makassar 2015
E-mail
: hayu_fitriyani@yahoo.co.id
ABSTRAK
Telur ayam adalah
salah satu bahan makanan asal ternak yang bernilai gizi tinggi karena
mengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti
lemak, protein, mineral serta memiliki daya cerna yang tinggi. Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran berat telur ayam ras petelur yang
dipelihara dalam kandang cage/battery dengan tipe dinding terbuka dengan luas 6
x 30 meter. Ayam ditempatkan dalam satu kotak berisi dua ayam ras petelur yang
berukuran 30 x 40 x 30 centimeter. Jumlah ayam ras petelur yang dipelihara
sebanyak 488 ekor ayam ras petelur strain Lohmann Brown umur 32 minggu berkelamin betina. Jumlah telur
yang digunakan untuk mengetahui berat telur ayam ras petelur adalah 60 butir untuk mewakili hasil
pengamatan berat telur ayam. Hasil praktikum ini terdapat 3 kategori telur
yaitu kategori telur berat 64-70 gram presentase 15%, kategori telur sedang
57-63 gram presentase 60%, kategori telur ringan 50-56 gram presentase 25%.
Keimpulan berat telur yang terdapat pada peternakan unhas rata-rata memiliki
kateori berat sedang yakni 57-63 gram sekitar 60%. Grade telur pada peternakan
unhas yaitu termasuk kedalam grade AA dan A karena telur yang dijual ke
konsumen rata-rata telur yang masih utuh tanpa ada cacat seperti kulit telur
ternoda ataupun pecah.
Kata Kunci: Ayam petelur, Berat, Telur, Grade, Kualitas.
PENDAHULUAN
Ayam
petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil
telurnya. Pengembangan usaha ternak unggas jenis ras layer (ayam petelur) di
Indonesia masih memiliki prospek yang bagus, terlebih lagi konsumsi protein
hewani masih kecil. Ini dikaitkan dengan perkembangan jumlah penduduk yang
selalu meningkat dari tahun ke tahu terus diimbangi dengan kesadaran akan arti
penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal ini berimplikasi pada pola
konsumsi makanan yang juga akan terus meningkat. Disamping tujuan utama
penggunaan makanan sebagai pemberi zat gizi bagi tubuh yang berguna untuk
mempertahankan hidup (Zulfikar, 2014).
Telur ayam adalah
salah satu bahan makanan asal ternak yang bernilai gizi tinggi karena
mengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti
lemak, protein, mineral serta memiliki daya cerna yang tinggi. Telur yang
dihasilkan dari ayam itu sendiri merupakan salah satu protein hewani yang
memilki rasa yang lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi, terdiri dari protein
13%, lemak 12%, serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada
bagian kuningnya. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang sangat
dibutuhkan. Telur pada umumnya memiliki kualitas yang berbeda-beda. Kualitas
telur adalah istilah yang mengacu untuk mengukur berapa standar yang baik untuk
kualitas telur salah satunya Indeks Yolk telur (IY) (Sirait, 1986).
Ukuran dan berat
telur secara garis besar dipengaruhi oleh faktor genetik. Meskipun demikian,
faktor manajemen dapat pula terlibat dalam menentukan besar kecilnya telur.
Faktor-faktor manajemen tersebut terdiri dari 3 hal yaitu berat badan, tingkat
kematangan seksual dan nutrisi ransum. Meskipun ukuran dan berat telur terutama
dikendalikan oleh genetik, namun kita masih bisa untuk mengontrol kualitas
telur tersebut melalui perbaikan manajemen (Medion, 2012).
MATERI DAN METODE
Sebanyak 448 ekor ayam ras petelur
jenis Lohmann Brown umur 32 mingggu berkelamin betina dipelihara dalam kandang
tipe cage dinding terbuka dengan luas bangunan
6 x 30 meter dan adalam kandang cage berblok dengan ukuran 30 x 40 x 30
cm yang diisi dua ekor ayam. selama 4 hari diberi perlakuan secara intensif.
Pakan yang diberikan terdiri atas
50% jagung, 33% konsentratdan 17% dedak, yang kemudian dicampur yang kemudian
dikarungkan kembali dan disimpan di tempat yang kering. Jumlah pakan yang diberikan pada ayam adalah 120
gr/ekor/hari.
Pemberian cahaya pada pemeliharaan
ayam jenis Lohmann Brown ini diberikan selama 16 jam beberapa 12 jam cahaya
matahari ditambah 4 jam tambahan cahaya lampu pada jam 18.00-22.00 sehingga
mendapatkan 8 jam gelap. Jumlah telur yang digunakan untuk mengetahui berat
telur ayam ras petelur adalah 60 butir
untuk mewakili hasil pengamatan berat telur ayam.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pengamatan terhadap
gambaran berat ayam petelur yang dipelihara dalam kandang cage dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Gambaran Berat Telur Ayam Ras
Petelur
Kategori Jumlah %
Berat
(64-70) 9
15
Sedang (57-63) 36
60
Ringan
(50-56) 15
25
Jumlah 60 100
Sumber
: Data Hasil Praktikum Manajemen Pemeliharaan Ternak Unggas, 2015.
Berdasarkan data hasil praktikum manajemen
pemeliharaan ternak unggas terdapat 3 kategori telur yaitu kategori telur berat
64-70 gram dengan jumlah 9 butir, presentase 15%, kategori telur sedang 57-63
gram dengan jumlah telur 36 butir, presentase 60%, kategori telur ringan 50-56
gram dengan jumlah telur 15 butir, presentase 25%. Berat telur ini dipengaruhi
oleh faktor genetik, selain itu juga berat telur pada unggas dipengaruhi oleh
faktor-faktor manajemen seperti manajemen pemeliharaan, berat badan, serta
nutrisi yang terdapat didalam pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Medion
(2012) yang menyatakan bahwa Ukuran dan berat telur secara garis besar dipengaruhi
oleh faktor genetik. Faktor manajemen dapat terlibat dalam menentukan besar
kecilnya telur. Faktor-faktor manajemen tersebut terdiri dari 3 hal yaitu berat
badan, tingkat kematangan seksual dan nutrisi ransum. Dan ditambahkan dengan
pendapat Rasyaf (1984) bahwa mutu fisik telur dipengaruhi oleh sistem
pemeliharaan dan manajemen pakan disamping faktor genetis dan tebal tipisnya
kerabang.
Berdasarkan hasil
praktikum pemeliharaan ayam petelur rata-rata telur ayam di peternakan Unhas
termasuk kedalam grading telur besar karena ukurannya termasuk kedalam kategori
berat 57-63 gram. Hal ini sesuai dengan pendapat Sianipar (2011), yang
menyatakan bahwa Berdasarkan beratnya, grading telur umumnya menghasilkan
klasifikasi telur dengan sebutan telur jumbo (70,5 gram/butir), telur ekstra
besar (63,5 - 70,5 gram/butir), telur besar (52,3 -63,6 gram/butir), telur
ukuran sedang (42,9 – 52,2 gram/butir), telur kecil (34,4 – 42,8
gram/butir), dan telur kecil sekali (34,3 gram/butir).
Berdasarkan hasil praktikum pemeliharaan ayam petelur
rata-rata gradetelur yang terdapat pada peternakan Unhas termasuk kedalam grade
AA dan A, karena konsumen menggunakan telur ini untuk menggoreng serta merebus.
Sebaliknya telur dengan grade B tidak diperjualkan, karena telur tersebut cacat
contohnya kulit telur ternoda, retak. Hal ini sesuai dengan pendapat U.S.
Department of Agriculture (1971), yang menyatakan bahwa secara standard umum,
telur memiliki 3 grade (tingkat kualitas) yaitu grade AA, grade A, & grade
B. Grade AA & grade A adalah telur yang paling diminati & dibeli banyak
konsumen (terutama industri tata boga). Perbedaan utama dalam grade AA &
grade A dilihat dari kekukuhan (firmness) dari kuning telur, putih telur dan
ukuran dari rongga udara. Telur dalam grade AA & A biasanya digunakan untuk
menggoreng & merebus karena telur dapat mempertahankan tekstur dari telur. Grade
B ada kemungkinan memiliki satu atau beberapa cacat didalamnya (misalnya
seperti kulit telur yang ternoda, memiliki rongga udara yang besar, telur putih
yang terlalu ber air, ada sedikit bercak darah di dalam putih telur, atau telur
kuning yang melebar). Telur grade B masih dapat digunakan secara umum, tetapi
telur putih dengan grade ini mungkin tidak dapat dikocok dengan baik apabila
telur putihnya terlalu ber air.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa berat telur yang terdapat pada
peternakan unhas rata-rata memiliki kateori berat sedang yakni 57-63 gram
sekitar 60%. Rata-rata telur ayam di peternakan Unhas termasuk kedalam grading
telur besar karena ukurannya termasuk kedalam kategori berat 57-63 gram. Berat
telur ini dipengaruhi oleh faktor genetik serta faktor manajemen. Grade telur
pada peternakan unhas yaitu termasuk kedalam grade AA dan A karena telur yang
dijual ke konsumen rata-rata semua telur yang masih utuh tanpa ada cacat
seperti kulit telur ternoda ataupun pecah.
DAFTAR PUSTAKA
Medion, 2012. Tatalaksana mengontrol ukuran dan berat telur. https://info.
medion.co.id/index.php/artikel/layer/tata-laksana/mengontrol-ukuran-dan- berat-telur. Diakses pada tanggal 24 November
2015.
Rasyaf, M., 1984. Pengelolaan Produksi Telur. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Sianipar, V. D. A., 2011, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Permintaan dan Penawaran Telur Ayam Ras
Di Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara. Departemen
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Sirait, C. H. 1986. Telur dan Pengolahannya. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan. Bogor.
United States Development of Agriculture. 1971. Guide For
Interpreting Engineering Uses Of Soil.
SCS-USDA. Washington DC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar