Senin, 13 Maret 2017

Jurnal Praktikum Manajemen Ayam Petelur



LAPORAN PRAKTIKUM 
MANAJEMEN TERNAK UNGGAS
 


GAMBARAN BERAT TELUR AYAM RAS PETELUR

                               NAMA             : HAYU FITRIYANI
               NIM                  : I11113092
                            KELOMPOK  : IX (SEMBILAN)
                              






                                                             





LABORATORIUM MANAJEMEN TERNAK UNGGAS
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015



Gambaran Berat Telur Ayam Ras Petelur

Hayu Fitriyani (I 111 13 092)
Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar 2015
E-mail : hayu_fitriyani@yahoo.co.id
ABSTRAK
            Telur ayam adalah salah satu bahan makanan asal ternak yang bernilai gizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti lemak, protein, mineral serta memiliki daya cerna yang tinggi. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui gambaran berat telur ayam ras petelur yang dipelihara dalam kandang cage/battery dengan tipe dinding terbuka dengan luas 6 x 30 meter. Ayam ditempatkan dalam satu kotak berisi dua ayam ras petelur yang berukuran 30 x 40 x 30 centimeter. Jumlah ayam ras petelur yang dipelihara sebanyak 488 ekor ayam ras petelur strain Lohmann Brown umur 32 minggu  berkelamin betina. Jumlah telur yang digunakan untuk mengetahui berat telur ayam ras petelur  adalah 60 butir untuk mewakili hasil pengamatan berat telur ayam. Hasil praktikum ini terdapat 3 kategori telur yaitu kategori telur berat 64-70 gram presentase 15%, kategori telur sedang 57-63 gram presentase 60%, kategori telur ringan 50-56 gram presentase 25%. Keimpulan berat telur yang terdapat pada peternakan unhas rata-rata memiliki kateori berat sedang yakni 57-63 gram sekitar 60%. Grade telur pada peternakan unhas yaitu termasuk kedalam grade AA dan A karena telur yang dijual ke konsumen rata-rata telur yang masih utuh tanpa ada cacat seperti kulit telur ternoda ataupun pecah.

Kata KunciAyam petelur, Berat, Telur, Grade, Kualitas.

PENDAHULUAN
            Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Pengembangan usaha ternak unggas jenis ras layer (ayam petelur) di Indonesia masih memiliki prospek yang bagus, terlebih lagi konsumsi protein hewani masih kecil. Ini dikaitkan dengan perkembangan jumlah penduduk yang selalu meningkat dari tahun ke tahu terus diimbangi dengan kesadaran akan arti penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal ini berimplikasi pada pola konsumsi makanan yang juga akan terus meningkat. Disamping tujuan utama penggunaan makanan sebagai pemberi zat gizi bagi tubuh yang berguna untuk mempertahankan hidup (Zulfikar, 2014).
            Telur ayam adalah salah satu bahan makanan asal ternak yang bernilai gizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti lemak, protein, mineral serta memiliki daya cerna yang tinggi. Telur yang dihasilkan dari ayam itu sendiri merupakan salah satu protein hewani yang memilki rasa yang lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi, terdiri dari protein 13%, lemak 12%, serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang sangat dibutuhkan. Telur pada umumnya memiliki kualitas yang berbeda-beda. Kualitas telur adalah istilah yang mengacu untuk mengukur berapa standar yang baik untuk kualitas telur salah satunya Indeks Yolk telur (IY) (Sirait, 1986).  
            Ukuran dan berat telur secara garis besar dipengaruhi oleh faktor genetik. Meskipun demikian, faktor manajemen dapat pula terlibat dalam menentukan besar kecilnya telur. Faktor-faktor manajemen tersebut terdiri dari 3 hal yaitu berat badan, tingkat kematangan seksual dan nutrisi ransum. Meskipun ukuran dan berat telur terutama dikendalikan oleh genetik, namun kita masih bisa untuk mengontrol kualitas telur tersebut melalui perbaikan manajemen (Medion, 2012).

MATERI DAN METODE

            Sebanyak 448 ekor ayam ras petelur jenis Lohmann Brown umur 32 mingggu berkelamin betina dipelihara dalam kandang tipe cage dinding terbuka dengan luas bangunan  6 x 30 meter dan adalam kandang cage berblok dengan ukuran 30 x 40 x 30 cm yang diisi dua ekor ayam. selama 4 hari diberi perlakuan secara intensif.
            Pakan yang diberikan terdiri atas 50% jagung, 33% konsentratdan 17% dedak, yang kemudian dicampur yang kemudian dikarungkan kembali dan disimpan di tempat yang kering. Jumlah  pakan yang diberikan pada ayam adalah 120 gr/ekor/hari.
            Pemberian cahaya pada pemeliharaan ayam jenis Lohmann Brown ini diberikan selama 16 jam beberapa 12 jam cahaya matahari ditambah 4 jam tambahan cahaya lampu pada jam 18.00-22.00 sehingga mendapatkan 8 jam gelap. Jumlah telur yang digunakan untuk mengetahui berat telur ayam ras petelur  adalah 60 butir untuk mewakili hasil pengamatan berat telur ayam.


HASIL DAN PEMBAHASAN
            Hasil dan pengamatan terhadap gambaran berat ayam petelur yang dipelihara dalam kandang cage dapat dilihat pada tabel 1.

     Tabel 1. Gambaran Berat Telur Ayam Ras Petelur
     Kategori                                  Jumlah                                            %


 
    Berat (64-70)                               9                                               15
     Sedang (57-63)                           36                                              60
     Ringan (50-56)                            15                                              25
     Jumlah                                         60                                              100
Sumber : Data Hasil Praktikum Manajemen Pemeliharaan Ternak Unggas, 2015.

     Berdasarkan data hasil praktikum manajemen pemeliharaan ternak unggas terdapat 3 kategori telur yaitu kategori telur berat 64-70 gram dengan jumlah 9 butir, presentase 15%, kategori telur sedang 57-63 gram dengan jumlah telur 36 butir, presentase 60%, kategori telur ringan 50-56 gram dengan jumlah telur 15 butir, presentase 25%. Berat telur ini dipengaruhi oleh faktor genetik, selain itu juga berat telur pada unggas dipengaruhi oleh faktor-faktor manajemen seperti manajemen pemeliharaan, berat badan, serta nutrisi yang terdapat didalam pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Medion (2012) yang menyatakan bahwa Ukuran dan berat telur secara garis besar dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor manajemen dapat terlibat dalam menentukan besar kecilnya telur. Faktor-faktor manajemen tersebut terdiri dari 3 hal yaitu berat badan, tingkat kematangan seksual dan nutrisi ransum. Dan ditambahkan dengan pendapat Rasyaf (1984) bahwa mutu fisik telur dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan dan manajemen pakan disamping faktor genetis dan tebal tipisnya kerabang.
            Berdasarkan hasil praktikum pemeliharaan ayam petelur rata-rata telur ayam di peternakan Unhas termasuk kedalam grading telur besar karena ukurannya termasuk kedalam kategori berat 57-63 gram. Hal ini sesuai dengan pendapat Sianipar (2011), yang menyatakan bahwa Berdasarkan beratnya, grading telur umumnya menghasilkan klasifikasi telur dengan sebutan telur jumbo (70,5 gram/butir), telur ekstra besar (63,5 - 70,5 gram/butir), telur besar (52,3 -63,6 gram/butir), telur ukuran sedang (42,9 – 52,2 gram/butir), telur kecil (34,4 – 42,8 gram/butir), dan telur kecil sekali (34,3 gram/butir).
            Berdasarkan  hasil praktikum pemeliharaan ayam petelur rata-rata gradetelur yang terdapat pada peternakan Unhas termasuk kedalam grade AA dan A, karena konsumen menggunakan telur ini untuk menggoreng serta merebus. Sebaliknya telur dengan grade B tidak diperjualkan, karena telur tersebut cacat contohnya kulit telur ternoda, retak. Hal ini sesuai dengan pendapat U.S. Department of Agriculture (1971), yang menyatakan bahwa secara standard umum, telur memiliki 3 grade (tingkat kualitas) yaitu grade AA, grade A, & grade B. Grade AA & grade A adalah telur yang paling diminati & dibeli banyak konsumen (terutama industri tata boga). Perbedaan utama dalam grade AA & grade A dilihat dari kekukuhan (firmness) dari kuning telur, putih telur dan ukuran dari rongga udara. Telur dalam grade AA & A biasanya digunakan untuk menggoreng & merebus karena telur dapat mempertahankan tekstur dari telur. Grade B ada kemungkinan memiliki satu atau beberapa cacat didalamnya (misalnya seperti kulit telur yang ternoda, memiliki rongga udara yang besar, telur putih yang terlalu ber air, ada sedikit bercak darah di dalam putih telur, atau telur kuning yang melebar). Telur grade B masih dapat digunakan secara umum, tetapi telur putih dengan grade ini mungkin tidak dapat dikocok dengan baik apabila telur putihnya terlalu ber air.

KESIMPULAN
                                                        
            Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa berat telur yang terdapat pada peternakan unhas rata-rata memiliki kateori berat sedang yakni 57-63 gram sekitar 60%. Rata-rata telur ayam di peternakan Unhas termasuk kedalam grading telur besar karena ukurannya termasuk kedalam kategori berat 57-63 gram. Berat telur ini dipengaruhi oleh faktor genetik serta faktor manajemen. Grade telur pada peternakan unhas yaitu termasuk kedalam grade AA dan A karena telur yang dijual ke konsumen rata-rata semua telur yang masih utuh tanpa ada cacat seperti kulit telur ternoda ataupun pecah.




DAFTAR PUSTAKA

Medion, 2012. Tatalaksana mengontrol ukuran dan berat telur. https://info.             medion.co.id/index.php/artikel/layer/tata-laksana/mengontrol-ukuran-dan-  berat-telur. Diakses pada tanggal 24 November 2015.

Rasyaf, M., 1984. Pengelolaan Produksi Telur. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Sianipar, V. D. A., 2011, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Telur Ayam Ras Di Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara.        Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Sirait, C. H. 1986. Telur dan Pengolahannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

United States Development of Agriculture. 1971. Guide For Interpreting   Engineering Uses Of Soil. SCS-USDA. Washington DC.

Zulfikar, 2014. Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur Ras. Fakultas Pertanian     Prodi Peternakan dan Praktisi Kesehatan Hewan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar