LAPORAN
PRAKTIKUM
TATA
LAKSANA PADANG PENGEMBALAAN PETERNAKAN RAKYAT
PRAKTIKUM I
PEMBANGUNAN PADANG PENGEMBALAAN
NAMA : HAYU FITRIYANI
NIM : I111 13 092
KELOMPOK : II (DUA)
GELOMBANG : III (TIGA)
ASISTEN : INDRIANI
LABORATORIUM TANAMAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Hijauan makanan ternak adalah semua
bahan makanan yang berasal dari tanaman dalam bentuk daun-daunan dan yang
termasuk kedalam kelompok makanan hijauan untuk ternak ini dapat berupa hijauan
segar berupa rumput dan kacang-kacangan atau leguminosa.
Ketersediaan hijauan makanan ternak
yang cukup dalam arti kuantitas, kualitas dan kontinyuitas merupakan faktor
yang menentukan keberhasilan usaha peternakan ruminansia. Kebutuhan hijauan
sebagai pakan ternak ruminansia perhari 10 % dari berat badan ternak, sedangkan
kebutuhan konsentrat perhari 1 % - 2 % dari berat badan ternak, hal ini
menunjukkan bahwa kebutuhan hijauan sangat besar pada usaha peternakan
ruminansia. Kondisi saat ini dilapangan, lahan-lahan yang menghasilkan hijauan
alami sudah semakin menyusut, akibat dari semakin maksimalnya pemanfaatan lahan
untuk usaha tanaman pangan dan perkebunan, serta untuk pembangunan perumahan
maupun industri. Kesulitan hijauan lebih dirasakan pada waktu musim kemarau.
Untuk menjaga agar
ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai kekurangan maka salah satu
alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan hijauan yang tumbuh
secara alami sebagai padang pengembalaan dan integrasi ternak terhadap tanaman
makanan ternak kedalam pola perkebunan dan pertanian setempat, selain itu perlu
adanya pembuatan kebun rumput atau padang penggembalaan yang dapat menyediakan
berbagai jenis hijauan unggul serta
disesuaikan dengan kapasitas tampung terhadap jumlah ternak.
B. Tujuan
dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum mengenai Pembangunan Padang
Penggembalaan adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh jenis bahan penanaman
terhadap pertumbuhan, pengaruh jumlah ruas terhadap jumlah pertumbuhan tunas,
pengaruh umur stek bagian batang terhadap perakaran dan pertunasan, dan
mengetahui bagaimana pengaruh posisi penanaman stek terhadap perakaran dan
pertunasan rumput gajah.
Kegunaan
dari praktikum mengenai Pembangunan Padang Penggembalaan adalah agar kita
mengetahui perlakuan yang mana yang bagus untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan rumput gajah sehingga nantinya bisa diterapkan dan
menghasilkan hijauan pakan yang berkualitas dan berproduksi tinggi.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Gambaran
Umum Pembangunan Padang Pengembalaan
Padang Penggembalaan adalah suatu
daerah padangan dimana tumbuh tanaman makanan ternak yang tersedia bagi ternak
yang dapat menyenggutnya menurut kebutuhannya dalam waktu singkat. Padang
penggembalaan tersebut bisa terdiri dari rumput atau leguminosa, tetapi suatu
padang rumput yang baik ekonomis adalah yang terdiri dari rumput dan leguminosa
(Faisa, 2013).
Fungsi padang penggembalaan adalah
untuk menyediakan bahan makanan bagi hewan yang paling murah, karena hanya
membutuhkan tenaga kerja sedikit, sedangkan ternak menyenggut sendiri
makanannya di padang penggembalaan. Rumput yang ada didalamnya dapat
memperbaiki kesuburan tanah. Hal ini disebabkan pengaruh tanaman rumput pada
tanah, rumput yang dimakan oleh ternak dikembalikan ke padang penggembalaan
sebagai kotoran yang menyuburkan dan menstabilkan produktivitasnya dari tanah
itu sendiri (Faisa, 2013).
Padang rumput
(penggembalaan) merupakan “meja makan” bagi ternak ruminansia dan/atau
herbivora lainnya untuk menopang hidupnya. Ketercukupan kebutuhan dan asupan
zat gizi utama seperti bahan kering, protein dan energi sangat ditentukan oleh
mutu dan fenologi tumbuhan pakan tersebut. Fenologi tumbuhan pakan secara
langsung mempengaruhi cara dan pola konsumsi (ingestive behaviour)
dari ternak herbivora (Nurhayati, 2015).
Tujuan perbaikan padang penggembalaan adalah untuk
meningkatkan kapasitas tampung dan kualitas hijauannya sehingga produksi ternak
meningkat tanpa merusak habitat dan lingkungan. Perbaikan padang penggembalaan
meliputi perbaikan teknis dan nonteknis. Perbaikan yang bersifat teknis antara
lain perbaikan vegetasi (introduksi rumput unggul dan leguminosa atau
introduksi legumiosa pada padang rumput alam) kombinasi dengan pemupukan,
penyediaan sumber air, pemagaran, dan manajemen penggembalaan untuk menjamin
keanekaragaman tanaman tetap terjaga, sehingga tidak terjadi overgrazing
(penggembalaan yang berlebihan) atau undergrazing (penggembalaan kurang). Pada
kasus overgrazing, padang rumput menjadi gundul dan sulit untuk tumbuh kembali
yang lama kelamaan akan tumbuh gulma yang berbatang keras atau gulma beracun
atau undergrazing. dimana ada sektor-sektor padang rumput yang tidak pernah
diinjak oleh ternak, dengan demikian rumput akan tumbuh semakin tua dan keras
sehingga ternak tidak akan menyentuhnya. Akhirnya rumput berubah menjadi gulma.
Untuk menghindari overgrazing atau undergrazing, padang penggembalaan sebaiknya
dibagi menjadi paddock-paddock (Nurhayati, 2015).
B. Macam-Macam
Pembangunan Padang Pengembalaan
Adapun
macam-macam pembagian padang pengembalaan alam yaitu (Faisa, 2013) :
1.
Padang
Penggembalaan Alam
Padang Penggembalaan alam merupakan padangan yang
terdiri dari tanaman dominan yang berupa rumput perennial, sedikit atau tidak
ada sama sekali belukar gulma (weed), tidak ada pohon, sering disebut padang
penggembalaan permanent, tidak ada campur tangan manusia terhadap susunan floranya,
manusia hanya mengawasi ternak yang digembalakan .
2.
Padang
Penggembalaan alam yang sudah ditingkatkan
Padang Penggembalaan alam yang sudah
ditingkatkan merupakan spesies – spesies
hijauan makanan ternak dalam padangan belum ditanam oleh manusia, tetapi
manusia telah mengubah komposisi botaninya sehingga didapat spesies hijauan
yang produktif dan menguntungkan dengan jalan mengatur pemotongan (defoliasi).
3.
Padang Penggembalaan buatan (temporer)
Padang Penggembalaan buatan (temporer) dimana
tanaman makanan ternak dalam padangan telah ditanam, disebar dan dikembangkan
oleh manusia. Padangan dapat menjadi padangan permanent atau diseling dengan
tanaman pertanian.
4.
Padang
Penggembalaan dengan Irigasi
Padang Penggembalaan dengan Irigasi dimana
padangan biasanya terdapat didaerah sepanjang sungai atau dekat sumber air.
Penggembalaan dijalankan setelah padangan menerima pengairan selama 2 – 4 hari
(Faisa, 2013).
C. Gambaran
Umum Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Rumput gajah (Pennisetum purpureum)
mempunyai sistematika yang hampir sama, tetapi berbeda pada genus dan
speciesnya, yaitu (Kusuma, 2014) :
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus:
Pennisetum
Spesies: Pennisetum
purpureum Schumacher
Rumput gajah ( Pennisetum
purpureum) secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak,
berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai
2-4 meter (bahkan mencapai 6-7 meter), dengan diameter batang dapat mencapai
lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas /buku (Kusuma, 2014).
Rumput Gajah (Pennisetum
purpureum) yang juga dinamai rumput Napier atau rumput Uganda termasuk
jenis rumput unggul. Rumput ini berasal dari daerah Afrika tropis. Terdapat
tiga varietas yang terkenal yaitu varietas Capricorn, varietas Hawaii dan
varietas Afrika Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) mempunyai nilai gizi yang tinggi. Hasil
analisa laboratorium menunjukkan bahwa bahan keringnya mengandung 6,4% protein
kasar, 34,5% serat kasar, 3,0% lemak, 8,6% abu dan 47,5% bahan Ekstraksi tanpa
N (Nitrogen). Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) diberikan kepada
ternak sebagai rumput potongan, artinya dipotong di kebun kemudian diberikan
kepada ternak (Adi, 2010).
Pada lahan tumpang sari, rumput
gajah dapat ditanam pada guludan-guludan sebagai pencegah longsor akibat erosi.
Morfologi rumput gajah yang rimbun, dapat mencapai tinggi lebih dari 2 meter
sehingga dapat berperan sebagai penangkal angin (wind break) terhadap tanaman
utama (Muda, 2008).
Rumput gajah
dibudidayakan dengan potongan batang (stek) atau sobekan rumpun (pous) sebagai
bibit. Bahan stek berasal dari batang yang sehat dan tua, dengan panjang stek
20 – 25 cm (2 – 3 ruas atau paling sedikit 2 buku atau mata). Pemotongan pada
waktu penanaman ruas mata dapat Untuk bibit yang berasal dari sobekan rumpun/
anakan (pous) sebaiknya berasal dari rumpun yang sehat, banyak mengandung akar
dan calon anakan baru. Sebelum penanaman bagian vegetatif dari sobekan rumpun
dipangkas terlebih dahulu untuk menghindari penguapan yang tinggi sebelum
sistem perakaran dapat aktif menghisap air (Muda, 2015).
D. Perkembangbiakan
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Perkembangbiakan rumput gajah dapat
dibedakan menjadi dua yaitu, perkembangan vegetatif dan perkembangan generatif
(Yuanda, 2013) :
1.
Perkembangan
Vegetatif
Perkembangan vegetatif rumput gajah (Pennisetum
purpureum) dapat dilakuan dengan dua cara yaitu Stek, Penggunaan metode
stek ini biasa digunakan untuk melakukan peremajaan rumput gajah. Pada
prosesnya setiap stek yang digunakan harus meniliki minimal 3 ruas dengan 2
ruas dibenamkan kedalam tanah. Ruas tersebut yang nantinya dapat berkembang
menjadi tanaman baru dan menjadi tempat munculnya daun. Stolon adalah sejenis
akar yang menjalar diatas permukaan tanah, sedangkan rhizom adalah akar yang
berada dibawah permukaan tanah. Tiap jenis rumput akan mempunyai sifat
“stoloniferous” atau “rhizomatous” yang akan menunjukkan bagaimana ia paling
mudah dibiakkan. Pucuk daun atau akar akan keluar dari buku Jika stolon atau
rhizom yang mempunyai buku ini jatuh pada habitat yang sesuai, maka akan tumbuh
akar untuk memulai kehidupan sebagai suatu tumbuhan yang baru.
2.
Perkembangbiakan
generatif
Perkembangbiakan generatif rumput
gajah (Pennisetum purpureum) secaraa generatif dilakukan dengan
menggunakan biji sebagai sarana perkembangbiakan. Biji tersebut didapatkan dari
hasil pembungaan rumput gajah. Selanjutnya biji tersebut akan dapat berkembang
menjadi tanaman baru.
BAB
III
METODELOGI
PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Praktikum
mengenai Pembangunan Padang Penggembalaan dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 Maret
2015 pukul 14.00 WITA – selesai dan bertempat di Lahan Pastura, Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
B. Materi
Praktikum
Alat yang
digunakan dalam Praktikum mengenai pembangunan padang penggembalaan adalah
parang, linggis dan cangkul, meteran dan timbangan.
Bahan yang digunakan dalam Praktikum
mengenai pembangunan padang penggembalaan adalah stek, sobekan rumpun, ujung
batang rumput gajah, polybag, latban, air, tanah dan kertas.
C. Metode
Praktikum
Adapun
metode praktikum yaitu :
1.
Pengaruh
jumlah ruas terhadap jumlah pertumbuhan tunas
Pertama-tama
rumput gajah yang tumbuh di lapangan (tinggi sekitar 1-1,5 m) dipotong di dekat
permukaan tanahdan pangkal batang dibuat stek dengan memotong-motongnya
menggunakan pisau tajam. Jumlah ruas stek yang dibuat adalah 1, 2, 3, dan 4
buah dengan masing-masing 2 ulangan.
Selanjutnya, stek ditanam di dalam polybag kapasitas 3 kg yamg telah
diisi tanah sebelumnya. Stek sebanyak 1 batang ditanam dengan kedalaman satu
ruas (node). Kemudian setiap stek dengan jumlah ruas yang berbeda ditanam
masing-masing dalam 2 polybag. Selanjutnya tanaman dipelihara (disiram dan
dibersihkan gulmanya) sampai mencapai umur 1 bulan. Setelah tanaman umur 1
bulan, tanaman digali dan diamati pertumbuhan akar dan tunasnya. Parameter yang
diamati/diukur adalah jumlah anakan, berat akar dan pucuk, rasio akar dan
pucuk.
2.
Pengaruh
jumlah ruas terhadap jumlah pertumbuhan tunas
Pertama-tama
rumput gajah (Pennisetum purpureum) yang tumbuh dilapangan (tinggi
sekitar 1-1,5m) dipotong didekat permukaan tanah dan pangkal batang dibuat stek
dengan memotong-motongnya menggunakan pisau tajam. Kemudian jumlah ruas stek
yang dibuat adalah 1, 2, 3, dan 4 buah dengan masing-masing 2 ulangan. Kemudian
stek ditanam di dalam polybag kapasitas 3 kg yang telah diisi tanah sebelumnya.
Stek sebanyak 1 batang ditanam dengan kedalaman satu ruas (node). Selanjutnya
tiap stek dengan jumlah ruas yang berbeda ditanam masing-masing dalam 2
polybag. Kemudian tanaman dipelihara (disiram dan dibersihkan gulmanya sampai
mencapai umur 1 bulan. Setelah umur 1 bulan, tanaman di gali dan diamati
pertumbuhan akar dan tunasnya.
3.
Pengaruh
umur stek bagian-bagian batang terhadap perakaran dan pertunasan
Pertama-tama Rumput
gajah (Pennisetum purpureum) yang tumbuh dilapangan (tinggi sekitar
1,5m) dipotong di bagian pangkal lalu diambil stek dengan ruas dibagian
pangkal, tengah dan ujung tanaman dengan menggunakan pisau tajam. Kemudian stek
ditanam dengan kedalaman satu buku (node) pada polybag yang telah diisi tanah
sebanyak 1 tanaman per polybag. Adakan 2 ulangan per umur stek bagian-bagian
batang. Satu bulan setelah tanam, tanaman digali dan diamati pertumbuhan akar
dan pucuknya.
4.
Pengaruh posisi penanaman stek terhadap perakaran
dan pertunasan rumput gajah (Pennisetum purpureum)
Pertama-tama stek rumput gajah (Pennisetum
purpureum)ditanam sedalam 2 buku dalam bebagai posisi yaitu horizontal
sedalam 3 cm, horizontal sedalam 6 cm, Miring 45o, Tegak 90o,
Miring 45o dengan posisi terbalik (bagian pangkal diatas). Kemudian
penanaman dilakukan di polybag sebanyak 1 batang/polybag dengan 2 kali ulangan.
Setelah dipelihara selama 1 bulan, tanaman digali dengan hati-hati dn diamati
perakaran dan pertunasannya.
DAFTAR PUSTAKA
Adi. 2010. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum). http://iqra5.blogspot.com/ 2010/07/rumput-gajah-pennisetum-purpureum.html.
Diakses pada tanggal 8 Maret 2015.
Faisa, R. 2013. Lap. Padang Penggembalaan.
http://rezafaisa.blogspot.com/ 2013/05/lap-padang-pengembalaan.html.
Diakses pada tanggal 8 Maret 2015.
Irvantia, W., et al. 2014. Pengaruh Jumlah
Ruas Cabang Terhadap Pertumbuhan Setek Bambu Hitam (Gigantochloa Atroviolacea).
Jurnal Vol. 2 No. 1 : (59-66).
Kusuma, ME. 2014. Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum).
Tinjauan Pusataka Universitas
Sumatera Utara.
Muda S. 2008. Budidaya Rumput Gajah Untuk Pakan Ternak. https://sutanmuda.wordpress.com/2008/07/22/budidaya-rumput-gajah- untuk-pakan-ternak/. Diakses pada
tanggal 8 Maret 2015.
Sawen D, dan Junaidi M. 2011. Potensi Padang Penggembalaan Alam
Pada Dua Kabupaten di Provinsi Papua
Barat. Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak
Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPPK) Universitas Negeri Papua (Unipa) Manokwari.
Sugeng. 2015. Manfaat Rumput Gajah yang Harus Anda Ketahui. http://manfaatdaundaun.blogspot.com/2015/01/manfaat-rumput-gajah- yang-harus-anda.html. Diakses pada
tanggal 8 Maret 2015.
Yuanda, D. 2013. Rumput Gajah. https://depanarinayuanda.wordpress.com/2013
/06/14/rumput-gajah/. Diakses pada
tanggal 8 Maret 2015.
Manfaat Tersembunyi Rumput gajah Yang Belum Di Ketahui
BalasHapusAgen Sbobet