TUGAS KELOMPOK
RANSUM UNGGAS/ NON RUMINANSIA
KONSUMSI
PAKAN TERNAK KUDA
OLEH
:
KELOMPOK
IX
NAMA : HAYU FITRIYANI
(I 111 13 092)
NITA
KURNIAPUTRI (I 111 13 086)
ABENG
DAISURI (I 111 13 090)
AGIL
SUHARTO (I 111 13 088)
KELAS : GENAP B
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah RANSUM UNGGAS/ NON RUMINANSIA “KONSUMSI PAKAN
TERNAK KUDA” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Melalui kesempatan ini team penulis dengan rendah hati
mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing
dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurnaan, karena terbatasnya kemampuan dan waktu yang tersedia. Maka
dari itu, kami memohon maaf atas kekurangan tersebut. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.
Makassar, 9 Mei 2015
Kelompok
9
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………….. i
Daftar Isi ……………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar
Belakang…………………………………………………… 1
I.2.
Rumusan Masalah……………………………………………….. 1
I.3.
Tujuan Penulisan………………………………………………… 1
I.4.
Manfaat Penulisan……………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
II.1. Definisi
Kuda …………………………………………………… 3
II.2. Jenis-Jenis
Kuda di Indonesia................................................ 4
II.3. Nutrisi
yang Diperlukan Ternak Kuda...........……………….. 5
II.4 Jenis-Jenis Pakan yang diberikan Kepada Kuda..................... 8
II.5.
Kebutuhan Vitamin pada Kuda............................................. .
10
BAB III PENUTUP
III.1.
Kesimpulan……………………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 15
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar
Belakang
Usaha
beternak Kuda sudah sejak lama dikenal bangsa kita. Sebagian masyarakat di Nusa
Tenggara dan Sulawesi beternak kuda di daerah yang luas, dimana kuda berkembang
biak secara alamiah, hidup dan mendapat makanan dari apa yang ada di daerah
sekitarnya. Kondisi dan faktor yang menguntungkan usaha peternakan kuda ialah
tanah Indonesia mengandung kapur, musim hujan panjang dan padang rumputnya luas
sehingga bisa memenuhi kebutuhan makanan kuda.
Kuda yang berada di alam bebas di
daerah Nusa Tenggara umumnya tidak akan kekurangan pakan karena alam sekitarnya
membantu membesarkan dan menghidupinya. Setiap peternak atau pemilik kuda
hendaknya berprinsip bahwa kuda yang hidup dalam perawatannya memerlukan lebih
banyak perhatian daripada kuda yang hidup di alam bebas. Di alam bebas kuda
dapat mencari sendiri makanannya sedangkan kuda yang dirawat manusia kehidupannya
bergantung pada apa yang diberikan manusia kepadanya.
Salah satu faktor
yang sangat menunjang keberhasilan peternakan kuda adalah pakan. Pakan akan
menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan kuda, disamping tentunya faktor perawatan
dan kesehatan yang tidak boleh disepelekan. Semua ketentuan ini berlaku bagi
segala jenis kuda baik kuda asli maupun impor.
I.2. Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang itu definisi Kuda ?
2.
Apa
saja Jenis-Jenis kuda yang ada di Indonesia ?
3.
Apa saja
nutrisi yang diperlukan ternak kuda?
4.
Apa
jenis-jenis pakan yang diberikan kepada kuda ?
5.
Apa
vitamin yang dibutuhkan ternak kuda ?
I.3. Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian Kuda
2.
Untuk
mengetahui Jenis-Jenis kuda yang ada di Indonesia
3.
Untuk
mengetahui nutrisi yang diperlukan ternak kuda
4.
Untuk
mengetahui jenis-jenis pakan yang diberikan kepada kuda
5.
Kebutuhan
vitamin ternak kuda
I.4. Manfaat Penulisan
1. Sebagai
materi pembelajaran pada mata kuliah Ransum Unggas/ Non Ruminansia
2. Sebagai pelengkap tugas individu
mata kuliah kuliah Ransum Unggas/ Non Ruminansia
3. Sebagai bahan bacaan mengenai konsumsi
pakan ternak kuda
BAB II
PEMBAHASAN
II.1.
Definisi Kuda
Kuda digolongkan kedalam filum
Chordata (bertulang belakang), kelas Mamalia (menyusui anaknya), ordo
Perssodactyla, famili Equidae, dan spesies Equus Cabalus (Blakely dan Blade).
Kuda berasal dari spesies Equus caballus yang dahulu merupakan bangsa dari
jenis kuda yang liar, kini kuda sudah menjadi hewan yang didomestikasi dan
secara ekonomi memegang peranan penting bagi kehidupan manusia terutama dalam
pengangkutan barang dan orang selama ribuan tahun. Kuda dapat ditunggangi
manusia dengan menggunakan sadel dan dapat pula digunakan untuk menarik sesuatu
seperti kendaraan beroda, atau bajak. Pada beberapa daerah, kuda digunakan
sebagai sumber pangan. Walaupun peternakan kuda diperkirakan telah dimulai
sejaktahun 4.500 SM, bukti-bukti penggunaan kuda untuk manusia baru ditemukan
sejak 2.000 SM (Irened, 2009).
Taksonomi dari
kuda adalah sebagai berikut (Susilorini et al., 2007) :
Kingdom
: Animal
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Ordo
: Perissodactyla
Familia
: Equidane
Genus
: Equus
Spesies : Equus caballus (Kuda)
Kuda (Equus caballus atau Equus ferus
caballus) adalah salah satu dari sepuluh spesies modern mamalia dari genus
Equus. Kuda termasuk dalam ternak nonruminan herbivora dengan ukuran yang besar
pada bagian sekum dan kolon (McNamara, 2006).
Domestikasi kuda terjadi sekitar
5000 tahun yang lalu. Kuda pertama kali digunakan sebagai sumber pangan, untuk
perang dan olahraga, serta untuk tujuan pengangkutan. Kuda tersebut digunakan
untuk alat transportasi cepat untuk mengangkut orang dan memindahkan muatan
yang berat. Kuda juga menjadi ternak penting dalam bidang pertanian,
pertambangan, dan kehutanan (McNamara, 2006).
Kuda
dapat diklasifikasikan menjadi tipe ringan, tipe berat maupun kuda poni sesuai
ukuran, bentuk tubuh, dan kegunaan. Kuda tipe ringan mempunyai tinggi 1,45-1,7
m saat berdiri, bobot badan 450-700 kg dan sering digunakan sebagai kuda
tunggang, kuda tarik atau kuda pacu. Kuda tipe ringan secara umum lebih aktif
dan lebih cepat dibanding kuda tipe berat. Kuda tipe berat mempunyai tinggi
1,45-1,75 m saat berdiri, dengan bobot badan lebih dari 700 kg dan biasa
digunakan untuk pekerja. Kuda poni memiliki tinggi kurang dari 1,45 m jika
berdiri dan bobot badan 250-450 kg, berbeda kuda berukuran kecil biasanya juga
terbentuk dari keturunan kuda tipe ringan (Irened, 2009).
II.2. Jenis-Jenis Kuda
di Indonesia
Macam-macam kuda yang ada di
Indonesia, yaitu (McNamara, 2006) :
1. Kuda Sandel
Kuda sandel disebut juga Kuda Sumba
karena sudah sejak lama dikenal di Pulau Sumba. Kuda sumba merupakan kuda yang
terbaik di Indonesia. Tipe daging dan tarik ringan. Ciri-ciri : Bagian tubuhnya
bagus, Tubuh bagian depan lebih besar dari belakang, Duduk ekor tinggi, Warna
bermacam-macam, Temperamen cerah, riang dan bertingkah laku sabar, Tinggi 130
cm.
2. Kuda Sumbawa
Kuda
ini terdapat di Pulau Sumbawa, terdapat 2 ras yaitu : Kuda Sumbawa dan Kuda
Bima. Badan kuda bima lebih rendah daripada Kuda Sumbawa. Tinggi 1-1,25 m,
temperamen sabar dan tipe kerja.
3. Kuda Sawu
Kuda
sawu terdapat di Pulau Sawu, merupakan tipe tarik. Kuda Timor Kuda Timor
terdapat di Pulau Timor, warna bermacam-macam, tinggi 1,36 m, tipe tarik.
4.
Kuda Flores
Di Flores terdapat 2 ras yaitu :
Kuda Manggarai dan Kuda Ngada, merupakan Tipe Tarik, mempunyai warna umumnya
merah.
5.
Kuda Sulawesi
Kuda Sulawesi Terdiri dari Kuda Bone
dan Kuda Mahar.
6.
Kuda Jawa
Kuda-kuda jawa umumnya kecil dan
tipe tarik.
7.
Kuda Aceh
Kuda-kuda Aceh
banyak tersebar disekitar Danau Toba, kecil, tinggi 120 cm (Kuda batak)
II.3.
Nutrisi yang Diperlukan Ternak Kuda
Kebutuhan nutrien kuda untuk hidup pokok,
kerja, dan reproduksi identik jenisnya dengan yang dibutuhkan oleh manusia,
hewan kesayangan, dan hewan ternak lainnya. Jumlah kebutuhan kuda sangat
bervariasi sesuai kondisi. Energi yang dibutuhkan kuda pacu melebihi hidup
pokok hingga 50-100 kali lipatnya. Kuda yang bekerja keras mengeluarkan
keringat dengan garam sebanyak 2-3 ounces (1 ounces = 28 g) pada hari panas.
Kebutuhan kalsium anak kuda tiga kali lipat karena tulang-tulangnya tumbuh
dengan cepat. Nutrien esensial adalah air, energi (karbohidrat dan lemak),
protein, mineral, dan vitamin (Pawartos, 2013).
Air
Air adalah nutrien paling penting
dan sering diabaikan. Fungsi air untuk mengatur temperatur, menjaga keutuhan
sel atau bentuk sel, transportasi nutrien, dan sebagai pembawa dalam proses
pencernaan, absorpsi, dan eliminasi. Kuda dewasa minum 2 hingga 12 gallon (7,57
l hingga 45,42 l) tergantung, panas, kerja, dan jenis pakan yang dimakan.
Kandungan kadar air yang rendah karena temperatur tinggi menambah konsumsi air.
Berkeringat menyebabkan kebutuhan air dua atau tiga kali kebutuhan normal. Sebaliknya, kuda yang makan
pastura segar, mungkin mengandung 80% air, nampak mengabaikan bak air (Pawartos,
2013).
Jika kuda dipaksa minum air
bergaram, keseimbangan elektrolit dan tekanan intraseluler terpengaruh dan
menyebabkan dehidrasi . Selanjutnya, bila air terasa bergaram bagi manusia, itu
berarti terlalu bergaram bagi kuda. Kasus overhidrasi (minum yang berlebihan)
terjadi pada kuda sakit (Pawartos, 2013).
Energi
(karbohidrat dan lemak)
Molekul organik kompleks karbohidrat
terbentuk pada daun dengan fotosintesis dari CO2, air, dan garam anorganik,
menggunakan energi dari matahari, dalam suatu proses yang dikatalisasi oleh
klorofil. Daun mengandung karbohidrat dapat
larut yang mudah dicerna, batang secara kimia kompleks dan kurang tercerna.
Biji tanaman tinggi kadar patinya dan tinggi kecernaannya. Biji jagung mungkin
tercerna 80%. Bila tanaman mendekati dewasa, dengan cepat terbentuk senyawa
kimia karbohidrat kompleks pada dinding selnya yang disebut selulosa dan lignin
– secara bersama-sama disebut serat kasar – yang sulit dicerna oleh kuda.
Beberapa selulosa dapat dicerna tetapi sedikit lignin yang dicerna. Kondisi
kuda adalah suatu ukuran yang baik bagi konsumsi karbohidrat, bila kuda gemuk,
berarti kuda makan karbohidrat terlalu banyak; bila kurus, terlalu sedikit dia
mengkonsumsi karbohidrat (Pawartos, 2013).
Lemak
Lemak adalah karbohidrat padat dan
minyak adalah karbohidrat cair (Bradley, 1981). Formula satu lemak C57H104O6
menunjukkan tingginya rasio karbon (sumber energi) dan hidrogen terhadap
oksigen. Lemak menyediakan 2,5 kali energi lebih banyak daripada karbohidrat
pada berat yang sama. Persentase lemak tertinggi terdapat pada biji tanaman,
misalnya 10% pada biji alfalfa. Asam linoleat, satu derivat lemak, penting
untuk kesehatan bulu kuda. Pakan kuda normal sedikit mengandung asam lemak ini,
penambahannya pada pakan memperbaiki bulu pada kuda (Pawartos, 2013).
Pengukuran
kandungan energi
Pemilik-pemilik kuda sering menggunakan
total digestible nutrients (TDN) dan digestible energi (DE). TDN adalah jumlah
nutrien organik yang dapat dicerna (protein, BETN, lemak, dan serat kasar), dan
lemak dikalikan 2,25 (Bradley, 1981). Selanjutnya, koefisien pencernaan
nutrien-nutrien tersebut ditentukan dengan percobaan sebenarnya dengan kuda.
Digestible energy (energi tercerna) adalah gross energy dalam pakan dikurangi
energi yang hilang di dalam feses. DE dan TDN dapat dibandingkan dengan asumsi
2000 kilokalori DE sama dengan 1 pound (0,4536 kg) TDN (Pawartos, 2013).
Protein
Protein menyediakan bahan untuk
membuat jaringan otot. Selanjutnya, protein diperlukan untuk anak kuda yang
sedang tumbuh dan induk laktasi, dan hidup pokok kuda-kuda dewasa. Pakan
praktis mengandung protein 18% untuk kuda yang disapih dini hingga kurang dari
10% untuk kuda dewasa. Pakan yang mengandung 12% protein lebih dari cukup untuk
kuda yang bekerja keras daripada 10% atau kurang. Protein adalah kompleks
molekul karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen yang dibuat dari kombinasi 22
asam-asam amino. Asam-asam amino esensial tidak dapat dihasilkan dengan proses
pencernaan dan metabolisme (Pawartos, 2013).
Sintesis protein mikrobia pada kuda
terjadi di sekum dan kolon, tetapi pencernaan dan absorpsinya tidak diketahui. Kira-kira
0,7% lisin dalam pakan cukup untuk pertumbuhan kuda sapihan. Protein sering
ditunjukkan sebagai persentase total atau protein kasar atau protein tercerna
(digestible protein/DP). Defisiensi protein tidak kentara dan sulit didiagnosis
hingga sudah terlambat diketahui. Ciri-cirinya kuda lambat atau berhenti
tumbuh, nafsu makan berkurang, rambut badan kasar, dan kerdil bila defisiensi
parah terjadi dalam waktu lama. Produksi susu pada induk laktasi berkurang dan
nafsu makan juga berkurang (Pawartos, 2013).
Mineral
Mineral sangat penting untuk
pertumbuhan tulang, gigi, dan keseimbangan asam-basa, reaksi-reaksi enzim,
transport oksigen, perkembang-biakan, respons otot dan syaraf (Bradley, 1981). Mineral
mayor digunakan dalam jumlah besar pada pakan kuda standard, yaitu garam,
kalsium, dan fosfor. Mineral-mineral itu adalah senyawa-senyawa anorganik
(tidak mengandung hidrokarbon) yang ditambang, diproses, dan ditambahkan pada
pakan hewan (Pawartos, 2013)..
Garam sebaiknya disediakan bebas
pada semua hewan setiap saat di tempat yang terpisah dari sumber kalsium-fosfor
agar kuda tidak dipaksa makan kalsium-fosfor untuk mencukupi kebutuhan garam. Hanya
kuda yang menggunakan garam cukup banyak saat berkeringat pada saat bekerja
keras saat temperatur tinggi. Garam menstimulasi sekresi saliva, sangat
dibutuhkan untuk reaksi beberapa enzim, dan meningkatkan selera makan. Karena
jumlah garam yang dibutuhkan bervariasi tergantung iklim dan aktivitas kuda,
pakan yang mengandung ½ hingga 1% biasanya cukup untuk kebutuhannya. Defisiensi
garam dalam waktu lama dapat menghilangkan nafsu makan, bulu kasar, mengurangi
pertumbuhan, dan mengurangi produksi susu(Pawartos, 2013).
Kalsium dan fosfor penting untuk
pertumbuhan tulang, meskipun pertumbuhan tulang pada kuda dewasa telah
berhenti, kehilangan metabolik terus terjadi selama hidupnya. 1100 pound (499
kg) memerlukan kira-kira 23 g kalsium dan 15 g fosfor setiap hari. Pakan
standar kuda biasanya menghasilkan jumlah kalsium forfor tercerna tersebut,
tetapi pakan untuk anak kuda dan sapihan jarang memenuhi kebutuhannya kecuali
mineral-mineral itu ditambahkan. Kecernaan kalsium pada pakan kuda standar
berkisar antara 55-75% dan 35-55% untuk fosfor. Jika kuda muda menerima tidak cukup kalsium
dan fosfor, tulangnya melengkung dan persendiaannya membesar, mineralisasi
tidak cukup pada jaringan tulang, menghasilkan tulang yang lunak sepanjang
hidup. Defisiensi mineral pada kuda dewasa menyebabkan tulang lemah dan bahaya
pincang pada kaki yang berganti-ganti, kasus yang berlanjut menghasilkan
osteomalasia (pelemahan tulang) (Pawartos, 2013).
Kelebihan kalsium atau fosfor pada
pakan, efek merusaknya tidak begitu nampak bila jumlah mineral lainnya cukup
dalam pakan. Kondisi yang parah terjadi bila jumlah yang tinggi satu dari kedua
mineral itu diberikan dengan jumlah mineral lainnya separuh atau kurang dari
yang seharusnya. Bila fosfor diberikan berlebihan dalam pakan, misalnya dua
kali jumlah kalsium pada periode lama, suatu kondisi irreversible yang disebut
hyperparathyroidism atau “big head” terjadi. Rendahnya level kalsium darah
memicu kelenjar parathyroid menyebabkan pengambilan kalsium dari tulang.
Jaringan konektif mengganti kalsium di dalam tulang, dan permukaan tulang
membesar. Pemberian pakan dengan biji-bijian atau seluruh pakan terdiri dari
biji-bijian menyebabkan sebagian besar kondisi big head. Kelebihan kalsium dan
fosfor meninggalkan tubuh melalui feses, urin, dan keringat (Pawartos, 2013).
II.4
Jenis-Jenis Pakan yang diberikan Kepada Kuda
Menurut Mansyur et. al. (2006) Pakan
yang diberikan kepada kuda umumnya dibagi kedalam dua golongan besar, yaitu
rerumputan (hijauan) dan makanan penguat (konsentrat) non hijauan. Bahan pakan
non rerumputan adalah dedak halus dan onggok,yang diberikan masing-masing
sebanyak 2 kg per hari. Jumlah yang diberikan ini tidak berdasarkan pada
kebutuhan hidup, tetapi lebihkepada kebiasaan yang diperoleh secaara turun-temurun.
Pemberian rumput berkisar antara 20 – 25 kg per ekor per hari. Pemberian dedak
halus dan onggok disertai dengan penambahan dedak kasar (kulit luar padi). Rata-rata
pemberiannya sebanyak 500 g perekor per hari.
Berdasarkan penelitian Veity et. al. (2015) Data diperoleh dari beberapa peternakan kuda pacu yang
memberikan konsumsi pakan lokal maupun pakan impor. Pakan-pakan
lokal yang biasa digunakan adalah jagung, gabah, kedelai, kacang hijau, rumput
letup, rumput Australia, tebon jagung dan pakan impor yang biasanya digunakan
adalah oat dan sustena.
Forage
termasuk pastura, hay, pakan mengandung air tinggi seperti silase. Rumput-rumput
pastura yang subur dan sedang tumbuh dapat menyediakan nutrien berlimpah untuk
kuda dengan proporsi yang tepat. Tidak semua pemelihara kuda menyediakan
pastura untuk kudanya dan harus menggantikannya dengan hay berkualitas tinggi
dengan TDN antara 30 hingga 56%, kandungan protein 3 hingga 20%, kandungan
mineral antara 0,2 hingga 2% kalsium dan 0,15 hingga 0,4% fosfor (Pawartos,
2013).
Rumput adalah cara alami untuk
memberi pakan kuda. Tidak ada bahan pakan yang lebih lengkap nutriennya
daripada pastura hijau yang tumbuh di tanah subur. Rumput tidak mahal,
menyediakan air, mineral dan vitamin. Kuda yang bekerja keras memerlukan
tambahan energi pakan karena kandungan energi rumput rendah. Rumput kering
biasanya protein dan vitaminnya rendah, dan pastura yang padat memunculkan
problem parasit. Kuda lebih merusak pastura daripada sapi dengan merobek atau
melobangi lempengan rumput. Bila hanya tersedia 1 acre (0,4646 ha atau 4646 m2)
setiap ekor kuda, area itu mencukupi untuk exercise (gerak badan atau latihan)
tetapi sedikit pakan yang tersedia, dan kuda harus diberi pakan di kandang
(Pawartos, 2013).
Hay adalah pakan yang dihasilkan
dengan mengeringkan forage hijau hingga kandungan airnya 15 hingga 20%. Hay berkualitas
baik adalah bagian penting sebagian besar pakan kuda. Ketika separuh atau lebih
kebutuhan nutrien kuda dari hay berkualitas baik, problem nutrisi hanya sedikit
dan sebagian besar kuda dapat dipelihara tanpa bahan pakan lainnya. Hanya kuda
muda atau yang bekerja keras dan kuda laktasi yang memerlukan tambahan nutrien
(Pawartos, 2013).
Ada tiga tipe hay, yaitu legum, non-legum,
dan campuran keduanya. Legum mempunyai nodule-nodule kecil pada akar-akarnya
yang bersama bakteri menghasilkan nitrogen tinggi atau kandungan protein pada
daun-daunnya. Legum juga tinggi kalsium,
mineral-mineral, rasio daun-batang, dan palatabilitas. Legum menjadikan pakan
kuda lebih baik dan sebaik terdapat pada pakan kuda muda yang sedang tumbuh dan
kuda bibit. Legum lebih baik kandungan TDN, protein kasar, dan persentase
kalsiumnya daripada non-legum (Pawartos, 2013).
II.5. Kebutuhan Vitamin
pada Kuda
Beberapa jenis vitamin dapat disintesis oleh kuda. Jumlah
yang disintesis akan bervariasi tergantung jenis vitamin itu sendiri dan jenis
ransum yang dimakan. Secum merupakan tempat yang ideal untuk sintesis vitamin.
Tidak diketahui berapa banyak vitamin yang disintesis dalam secum diserap oleh
usus besar, mungkin hanya sebagian kecil saja. Karena sulit untuk mengandalkan
pada kuda untuk mensintesis seluruh kebutuhan vitamin B, maka perlu diberikan
suplemen vitamin B pada ransum untuk kuda muda dan kuda pacu untuk memperbaiki
performannya (Abun, 2006).
Vitamin yang dibutuhkan oleh kuda terdiri atas 11 jenis
vitamin B kompleks, 4 jenis vitamin yang larut dalam lemak, dan vitamin C. Sebagian
besar vitamin dapat diperoleh dari hijauan, namun defisiensi dapat terjadi jika
kuda banyak mengkonsumsi hijauan berkualitas rendah atau pakan yang tidak
ditambah suplemen vitamin (Abun, 2006).
Sebagian besar vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin
C dan vitamin B komplek dapat disintesis oleh mikroorganisme dalam usus kuda,
namun tidak untuk disimpan. Jumlah yang disintesis tergantung dari jenis
vitamin dan jenis ransum yang dimakan. Suplementasi vitamin harus diberikan
secara hati-hati karena kelebihan vitamin tertentu dapat berpengaruh terhadap
vitamin yang lain.
Walaupun dapat
disintesis oleh kuda, vitamin C sangat dibutuhkan terutama saat
cuaca panas, kondisi
stress selama percepatan pertumbuhan atau memperbaiki
performan, dan jika ada
factor penghambat sintesis vitamin C. Pada situasi tertentu, seperti kerja
berat (selama latihan), balapan, atau perbaikan performan, suplementasi vitamin
B kompleks menguntungkan. Sejauh ini toksisitas vitamin belum ada laporan karena
kelebihannya segera dieksresikan dan keluar bersama feses (Abun, 2006).
Vitamin A
Vitamin A disebut juga vitamin antiinfeksi , ophtalamin,
retinol, biosterol, dan larut dalam lemak. Vitamin A digunakan untuk seluruh
derivat beta-ionone yang secara biologis beraktvitas sebagai retinol. Satuan
vitamin A adalah Intenasional Unit (U). Terdapat tiga jenis ester vitamin A yaitu
: Vitamin A alcohol, Vitamin A asetat, dan Vitamin A palmitat, yang ketiganya mempunyai
fungsi biologis yang sama dalam makanan kuda (Abun, 2006).
Kebutuhan vitamin A pada kuda bervariasi dari : 650 sampai
1400 IU per pound kg pakan. Variasi ini tergantung pada status fisiologis kuda (Abun,
2006) :
·
Kuda dewasa
kerja : 650 IU per pound pakan.
·
Kuda tumbuh :
800 IU
·
Kuda selama
gestasi : 1400 IU
·
Kuda laktasi “
100 – 1150 IU.
Kebutuhan vitamin
berdasarkan bobot kuda, yaitu – Hidup pokok: 11,4 IU per pound bobot kuda.
- Dewasa kawin : 18,2
IU,
- Bunting dan laktasi :
22,7,
Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan, kebutuhan
vitamin A untuk hidup pokok menurun. Sedangkan berdasarkan jumlah karoten,
kebutuhan vitamin A pada kuda adalah 1 mg karoten atau ekuvalen dengan 400 IU
vitamin A (Abun, 2006).
Defisiensi’ vitamin A pada kuda menyebabkan anoreksia
(sehingga mempengaruhi nafsu makan (pertumbuhan terhambat, buta senja,
lakrimasi, keratinisasi kornea, gangguan kulit dan pernafasan, pembesaran
kelenjar sublingual, masalah reproduksi, dan cepat lelah (Abun, 2006).
Vitamin D
Hampir seluruh bahan pakan mempunyi aktivitas vitamin D
yang sangat rendah. Kuda memperoleh vitamin D dari cahaya matahari (cahaya
menjadi sterol dalam kulit kuda), hay kering matahari, atau dari penambahan
vitamin pada ransum. Kebutuhan vitamin D pada kuda 125 IU per pound pakan atau
3 IU per pound bobot tubuh (Abun, 2006).
Defisiensi vitamin D menyebabkan berbagai gangguan
seperti halnya kekurangan kalsium atau fosfor atau kedua-duanya. Hal ini
disebabkan karena vitamin ini sangat erat dengan pembentukan tulang. Penyakit
defisiensi vitamin D termasuk berkurangnya kalsifikasi tulang lunak, deformasi
tulang, kad ang-kadang menyebabkan keretakan, dan berkurangnya kalsium dan
fosfor dalam serum darah. Defisiensi vitamin D, Ca, atau P dapat menyebabkan
deformasi (penyimpangan bentuk) tulang karena bobot hewan yang besar sedang
otot tubuh lemah, dan tulang kosong (porous) (Abun, 2006).
Thiamin
Vitamin B1, oryzamin, vitamin antibakteri, vitamin
antineuritik, torulin
polinuramin, dan
aneurin adalah nama lain dari thiamin. Penggunaan nama aktivitas thiamin dan
“defisiensi vitamin”, lebih sering digunakan. Kuda yang diberi makan hay
kualitas buruk akan defisien tiamin. Kuda yang keracunan “yellow star thistle
(Centaurea solstitalia) penyebab paralysis tenggorokan (glossopharyngeal) dapat dibantu
dengan pemberian 1 gram tiamin per hari selama 5-7 hari.
Suplemen tiamin menguntungkan jika defisiensi vitamin tersebut dalam ransum (Abun,
2006).
Defisiensi thiamin menyebabkan Anoerexia (kuarang oksigen
dalam darah) sehingga kehilangan nafsu makan, kehilangan berat badan, in-kordinasi
(khususnya kaki atas/paha), darah rendah tiamin, asam piruvat darah meningkat, dan
perbesaran dan hipertropi jantung. Seain itu juga defisiensi tiamin, akan
menyebabkan bradycardia, dan menurunnya denyut jantung, ataxia, fasciculasi
otot, hypothermia periodik pada bagian peripheral (kuku kuda, telinga, mulut).
Beberapa ekor kuda yang diteliti seperti buta, diarhe, dan kehilangan berat
badan (Abun, 2006).
Kebutuhan
tiamin untuk kuda sebesar 1,36 mg tiamin per pon pakan. Tingkat pemberian ini
memperbaiki nafsu makan dan konsumsi, pertambahan berat badan, dan tingkat
normal kandungan tiamin dalam otot rangka kuda yang sedang tumbuh (Abun, 2006).
BAB
III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai
ternak kuda, dapat ditarik kesimpulan yakni :
1.
Kuda (Equus
caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu dari sepuluh spesies
modern mamalia dari genus Equus. Kuda termasuk dalam ternak nonruminan
herbivora dengan ukuran yang besar pada bagian sekum dan kolon.
2.
Macam-macam kuda
yang ada di Indonesia, yaitu kuda sandel, kuda sumbawa, kuda sawu, kuda flores,
kuda sulawesi, kuda jawa, kuda aceh.
3.
Kebutuhan
nutrisi kuda adalah air, energi (karbohidrat dan lemak), protein, mineral, dan
vitamin.
4.
Jenis-jenis
pakan
yang diberikan kepada kuda umumnya dibagi kedalam dua golongan besar, yaitu
rerumputan (hijauan) dan makanan penguat (konsentrat) non hijauan.
5.
Vitamin yang
dibutuhkan oleh kuda terdiri atas 11 jenis vitamin B kompleks, 4 jenis vitamin
yang larut dalam lemak, dan vitamin C.
DAFTAR
PUSTAKA
Abun,
2006. Kebutuhan Vitamin Untuk Kuda Bahan Ajar Mata Kuliah Nutrisi Ternak Monogastrik. Jurusan Nutrisi dan
Makanan Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Padjadjaran Jatinangor.
Irened,
2009. Peternakan Kuda di Nusantara. https://irined14070168.wordpress .com/2009/12/25/peternakan-kuda-di-nusantara-polo-club/.
Diakses pada tanggal 9 Mei 2015.
Mansyur,
U., Tanuwiria, H., dan Rusmana, D.,
2006. Eksplorasi Hijauan Pakan Kuda dan
Kandungan Nutrisinya. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung.
McNamara, J. P. 2006. Principle of
Companion Animal Nutrition. Upper Saddle, New
Jersey.
Pawartos, 2013. Dasar Nutrisi Kuda. http://www.pawartos.com/2013/04/dasar-nutrisi-
kuda.html Diakses
pada tanggal 9 Mei 2015.
Susilorini, T.E., Manik E. S., &
Murharlien. 2007. Budidaya 22 Ternak Potensial. Penebar Swadaya, Jakarta.
Veity,
Pongoh, M., Tulung, B., Tulung, Y.L.R., Rumokoy, L.J.M., 2015. Uji Karakteristik Fisik dan Kimia Pakan
Lokal dan Impor Kuda Pacu Minahasa. Fakultas
Peternakan, Universitas Sam Ratulangi.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar